Adhelia's Zone

Hey Sobat, selamat datang di Blog saya :)

Sabtu, 05 Mei 2012

menangis itu..

Banyak orang bilang, menangis bisa meringankan beban yang terasa berat. Banyak juga yang bilang, air mata itu bisa mendinginkan hati yang sedah dilanda kemarahan. Aku tidak menyangkal pendapat tersebut, karna bagiku menangis itu adalah pilihan terbaik kedua selain berdo'a untuk MENGURANGI rasa amarah yang mengganggu jiwa. Tapi kebanyakan orang lebih memilih menangis daripada berdo'a. Menurutku menangis hanya "Mengurangi" masalah, bukan "Menghilangkan" masalah tersebut. Menangis hanya dapat mendinginkan hati yang sedang panas membara karna amarah. Satu-satunya cara menghilangkan masalah adalah berusaha mencari jalan keluarnya bukan berlari dari masalah atau meratapinya. Namun bukan berarti menangis itu adalah sesuatu yang lemah, menangis hanyalah luapan emosi yang sulit diungkapkan.

Ajari Aku


Ajari aku untuk menjadi dewasa
Agar aku bisa menjadi seorang wanita seutuhnya

Kenalkan dunia kepadaku
Sebuah dunia yang masih tabu bagiku

Perlihatkan aku apa itu kehidupan
Agar aku tak buta terhadap apa yang akan aku lihat dimasa depan

Jumat, 13 April 2012

Ibu.. Andai aku mampu..


Ibu...
Maafkan aku
Karna belum mampu bahagiakanmu..

Ibu..
Usiamu tak lagi muda
Namun kekuatan itu masih ada
Meski lelah mulai terpancar dimatamu
Tapi kau tak pernah mengeluh padaku..

Ibu..
Andai aku mampu
Akan kubeli seisi dunia ini untukmu
Sebagai balas budi
Sabagai bayaran atas lelahmu selama ini..

Ku tahu, kau tak pernah meminta balasan apapun dari aku, anakmu
Tapi hati ini terus meronta
Hati ini terus memaksa
Memaksaku untuk bahagiakanmu..

Ibu..
Andai aku mampu
membalas segala pengorbanan yang telah kau berikan untukku

Seisi dunia pun tak cukup untuk membayar seluruh hembus nafasmu
Untuk mengantikan setiap tetes keringatmu
Untuk membalas setiap lelah yang kau kerahkan untukku..

Ibu..
Andai aku mampu..

Selasa, 10 April 2012

aku ingin seperti sirius


malam ini terasa sangat indah,
terdapat hamparan bintang yg berkelip
dan bulan yang cahayanya bukan hanya menerangi muka bumi ini saja tapi juga dapat menerangi hati siapapun yg sedang kelam

pandanganku tertuju pada satu bintang
yang cahayanya sangat terang melebihi cahaya bintang lainnya
menurut apa yg aku ketahui, bintang itu bernama Sirius
bintang yg cahayanya tetap terang meski tertutup oleh awan kelam

aku kagum dengan bintang itu,
dia telah membuatku tersenyum karna melihat keindahannya,

aku teringat oleh salah satu potongan dialog dalam film Surat Kecil Untuk Tuhan
"Aku ingin seperti Sirius, bintang yang paling terang, seburuk apapun cuaca diatas sana, dia tetap bersinar terang"
ya.. aku ingin seperti sirius, meski umurnya tidaklah panjang tapi dia tetap bersinar dalam keadaan apapun.

aku ingin seperti Sirius,
seberat apapun langkahku dalam menjalani hidup ini, tapi aku ingin tetap menunjukkan kekuatanku
 
Tuhan,
selalu ada sesuatu yang indah didalam setiap ciptaan-Mu
Kau selalu menyisipkan arti didalamnya,
betapa indah ciptaan-Mu itu, 
dibalik umurnya yg pendek tapi terdapat kekuatan didalamnya.

aku ingin seperti Sirius, yang selalu membuat orang lain tersenyum karna melihatku :)

Kamis, 22 Maret 2012

Putri Tidur dan Pangeran Tampan


ini cerpen kedua saya,
kalo masih jelek harap dimaklumi, karena masih dalam tahap belajar :)

Ternyata cerita tentang “Putri Tidur dan Pangeran Tampan” bukan cuma sekedar dongeng yang ga nyata aja, tapi benar-benar terjadi dalam kehidupan Lintang dan Bintang. Mau tau ceritanya? Penasaran? Silahkan dibaca, mau bagus atau jelek ceritanya itu urusan belakangan! Yang penting dibaca dulu, cekidot!!
***
 Nama seorang cowo yang bakal jadi tokoh “Pangeran Tampan” adalah Lintang Permana, hari ini adalah hari pertama nya sekolah di sekolah barunya. Dia harus pindah rumah karena ayahnya terlibat urusan kerja dan otomatis sekolahnya pun harus pindah.
Ga butuh waktu lama untuk menuju sekolah, cukup 10 dari rumah, Lintang pun sampai ke sekolah barunya. Gedung sekolahnya ga terlalu besar dan megah, tidak seperti sekolah lamanya tapi mudah-mudah bisa jadi sekolah yang menyenangkan.
Selesai memarkirkan sepeda fixienya, Lintang segera berjalan menuju ke kelas barunya. Perlahan tapi pasti ! meski macam-macam pertanyaan sempat memasuki pikirannya. Hatinya bertanya-tanya, apakah siswa/i disini menyebalkan atau malah menyenangkan? Tanpa tersadar, Lintang sudah sampai di tujuan. Tulisan “Kelas Multimedia C” terpampang jelas di pintu kelas, Lintang membuka pintu dengan pasti meski sedikit ragu.
“assalamu’alaikum” salamnya
Seisi kelas spontan menatapnya, kakinya bergemetar. Serasa pipinya merah karna malu
“waalaikum salam” jawab seorang wanita paruh baya padanya,
“kamu anak baru yang baru pindah itu ya?” tanyanya sambil tersenyum ramah
“i..iya bu”
“ohh, silahkan masuk”
Lintang memasuki kelas itu dengan jantung yang berdetak kecang, seperti suara bedug yang lagi dipukul “dag dig dug”.
“perkenalkan, nama saya Ibu Susi, saya wali kelas Multimedia C, silahkan kamu perkenalkan namamu” kata wanita itu ramah
“kenalin nama saya Lintang Permana, saya pindahan dari SMKN 2 Aceh. Semoga teman-teman bisa menerima saya disini. Terimakasih”
“yasudah, silahkan duduk dikursi kosong sebelah Andi” kata Ibu Susi
Lintang pun menuju tempat yang di perintahkan Ibu Susi,
“gua Andi, salam kenal” kata Andi, teman sebangku Lintang sambil mengulurkan tangan
“gua Lintang, salam kenal juga” jawab Lintang, menerima jabatan tangan Andi
“hey, ternyata mereka ramah sekali” gumam Lintang senang
Ga lama kemudian, matanya tertuju pada satu cewek dibelakangnya,
“hey, gua Lintang” katanya sambil tersenyum ramah
“gua Bintang” sahutnya dingin,
“Jleb ! cuek banget ni cewe, ahahaha menarik!” kata Lintang dalam hati
***
Lintang makin betah sekolah disini, menyenangkan! Siswa/i nya ramah kecuali cewek yang waktu itu yang dingin banget diajak kenalan dengannya, Bintang Kecil Dilangit Yang Biru nama lengkapnya (bercanda), nama lengkapnya adalah Bintang  Khairunnisa  yang jadi tokoh (Putri Tidur). Makin lama, ternyata Lintang menyembunyikan perasaan kagumnya sama cewek itu. Cantik tapi cuek, Menarik!
Semakin lama, Lintang makin penasaran sama cewek ini. Sampai akhirnya Lintang memutuskan untuk minta nomer hapenya dengan PEDEnya, dan kalian tau apa yang terjadi?? Tuh cewek ngasih nomernya !! wew, Lintang serasa meluncur bersama paus akrobatis dan menuju rasi bintang palingggggggg manis! Lintang melakukan PDKT ke tuh cewek, setiap malem dia sms si Bintang, tapi jarang banget dibales. Sampai suatu saat….
“hey, lu kan pinter tuh ama pelajaran matematika, boleh ga gua minta diajarin? Boleh ya? Boleh dong? Boleh kan?” kata Lintang ke Bintang
“apaan si lu!! Cowo-cowo ko ngomongnya ngondek!” cetus Bintang tajam
“ya biarin lah tapi boleh kan?” Tanya nya sekali lagi
“ya tapi gua bisanya cuma hari minggu doang, selebihnya gabisa!” jawab Bintang, hati Lintang melayang-layang bahagia. Ternyata tuh cewek baik banget eh!
Bel masuk berbunyi, Andi menghampiri Lintang..
“eh bro! gimane si Bintang?” Tanya Andi, dia kini memang jadi sahabat karib Lintang dan tentu dia pun tau kalo si Lintang lagi jatuh cinta
“wehhh, dia mau ngajarin gua dong ,! Hebat kan?” kata Lintang bangga
“ckckck, mulut lu pinter banget ya, ampe si Bintang yang dikenal dingin itu aja mau ngajarin elu. Elu pake pelet di dukun mana si?” Tanya Andi dengan nada bercanda,
“oh itu rahasia, hahaha”
***
Hari semakin hari hubungan Lintang dan Bintang semakin dekat, ternyata di balik sikapnya yang dingin, Bintang ramah banget. Bintang pun semakin menunjukkan sisi baiknya pada Lintang, dia semakin akrab, sering ke perpus bareng, sering makan ke kantin bareng. Bahkan si Andi pun merasa cemburu gara-gara jarang diajak maen :D
Hingga suatu hari ..
“Bintang, besok sore ada acara ga?” Tanya Lintang serius
“ga ada, mang kenapa?” Binta nanya balik ke Lintang
“besok sore, kita jalan-jalan yuk ke taman! Gua juga mau ngomong sesuatu yang pentiiinnnnggg banget” Kata Lintang
“hmmm, boleh tapi awas ya kalo ngomong macem-macem” jawab Binta setuju,
“siap boss !!” kata Lintang sambil cengengesan
Hati Lintang kaya dikelilingin sama bunga-bunga cantik yang lagi bertebaran, cie !! Lebay !! :D

Sorenya …
Lintang sudah menunggu Bintang ditaman tempat yang sudah dijanjikan, tiba-tiba matanya tertuju sama cewek cantik dengan dress warna pink (tau dress ga? :D) dengan bando warna pink dan kalung bintang sesuai namanya, ya cewek itu ternyata Bintang.
“cantik bangettttt!!” gumamnya
“hmm, hai” sapa Bintang malu-malu
Mereka pun ngobrol-ngobrol ga jelas, dari ngalor sampe ngidul udah mereka bahas. Hingga akhirnya Lintang pun siap buat nyatain perasaannya ke Bintang.
“Bintang, kamu tau ga bedanya kopi sama kamu?” Tanya Lintang
“gatau, mang apaan?” kata Bintang penasaraan
“kalo kopi ga di kasih gula, rasanya pahit tapi kalo kamu ga dikasih gula juga tetep manis ko” gombalan Lintang yang sebenernya udah basi banget
“garing lu !!” bentak Bintang dalem,
Jleb ! nyakitin banget !!
“gua boleh ngomong suswanto ga sama lu?” Tanya Lintang
“boleh” jawab Bintang sambil tersenyum manis
“sebenernya gua itu cinta banget sama lu, lu mau ga jadi pacar gua? ta.. tapi gua ga maksa ko, kalo lu gamau juga gapapa” ungkap Lintang dengan bibir gemeteran, sesaat setelah itu Lintang mengeluarkan sebuah apel merah dengan hiasan pita warna pink dari dalam tasnya.
“kalo lu terima gua, lu ambil apel ini trus lu makan sebagai tanda kalo cinta gua juga semanis manisnya rasa ni apel. Tapi kalo lu ga nerima gua, lu boleh ko buang ni apel atau lu injek-injek juga gapapa” jelas Lintang sambil menyodorkan apel itu ke Lintang
Seketika muka Bintang jadi pucat pasi, dia ga bisa berbuat apa-apa selain terdiam ngeliat tingkah Lintang yang buat dia gugup setengah mati
“sebenernya gua juga cinta sama lu, gua mau jadi pacar lu. Ta.. tapi gua ga bisa makan ni apel” jawab Bintang gugup
“kenapa? Apa lu ga mau ngerasain manisnya cinta gua?” Tanya Lintang heran
“bukan gitu, tapi …”
Belum selesai ngomong, Bintang pun langsung merampas apel itu dan menggigitnya
“demi cinta !!” ungkapnya pada Lintang
Ga lama kemudian, tiba-tiba Bintang sempoyongan
“lo kenapa Bintang? Sakit?” Tanya Lintang khawatir
“gua alergi apel !!” teriak Bintang
“kenapa lua ga ngasih tau gua? Apa susahnya ngasih tau? Ngomong ga pernah, Ngingetin ga pernah!”
“gua ga punya pulsa !!!” (maap, ceritanya ngawur. Kembali ke cerita yang sebenarnya)
Tubuh Bintang tumbang, Lintang gelagapan liat Bintang terkulai lemas di tanah. Ga pake mikir lama, Lintang segera bawa Bintang ke RS.
***
“gimana keadaan Bintang dok?” Tanya Lintang khawatir sesaat setelah dokter keluar ruangan
“kita sudah menanganinya dengan baik, saat ini dia masih terpengaruh oleh obat bius dan kita hanya bisa menunggu waktu kapan Bintang bisa sadar,” jelas dokter pada Lintang
Lintang pun masuk keruangan, melihat Bintang yang masih menutup matanya. Setiap hari Lintang menjenguk Bintang dengan membawa bunga.
Suatu hari, Lintang duduk disamping Bintang dan berkata
“maafin gua, gua gatau kalo akhirnya malah jadi begini, plis lu sadar. Gua ngerasa bersalah banget” kata Lintang sambil mengelus lembut tangan Bintang dan mengecup dahi Bintang dengan penuh cinta. Dan tiba-tiba Lintang melihat respon dari Bintang, tangannya perlahan bergerak dan membuka matanya. Namun..
Plakkk!!!! Sebuah tamparan keras melayang tepat dipipi kiri Lintang
“aduhhh!!” jerit Lintang kaget sekaligus menahan sakit
“gara-gara elu gua jadi gini” omel Bintang
“ma.. maafin gua, gua ga tau kalo lu alergi apel, lagian lu aneh sih” kata Lintang
“aneh? Aneh apanya?” Tanya Bintang heran
“aneh, dimana-mana orang tuh alergi ama udang atau kepiting atau apalah, baru kali ini gua denger ada yang alergi apel” jawab Lintang
Plakkk !! satu tamparan lagi melayang dipipi kanan Lintang
“jaga tuh mulut! Gua kaya gini karna demi cinta” ungkap Bintang sewot
“berarti lu juga cinta dong ama gua?” kata Lintang dengan pipi yang merah kaya tomat
“Ups !! keceplosan” jawab Bintang malu
“ahaha, jadi lu mau dong jadi pacar gua?”
“mmm,,, gimana ya, yaudah deh karna gua kasian ama lu, gua mau jadi pacar lu” kata Bintang
“yessss !!!” teriak Lintang bahagia
Bintang hanya tertawa kecil, ternyata selama ini Bintang juga menyimpan rasa yang sama terhadap Lintang. Meski udah bikin Bintang masuk kerumah sakit,  tapi yang namanya cinta, apapun bisa terkalahkan dengan cinta.
Hingga akhirnya Bintang pulang dari RS dan mereka jadi trending topic di sekolah sebagai pasangan paling cucok eh cocok maksudnya. Bintang pun menjadi sosok yang ramah tidak seperti dulu. Dan inti dari cerita ini adalah ending yang membahagiakan
__Sekian__

Dia Kakakku

baca cerpen pertama saya ya,
maaf ya kalo cerpennya jelek atau ga sempurna, soalnya baru belajar :)

Bayi perempuan berkulit putih, beralis tebal dengan lesung pipit yang sangat  manis. Berat nya mencapai tiga kilogram, sungguh bayi yang sangat cantik dan sehat. Dia sangat cantik ! Kini Dira resmi menjadi seorang kakak, senyum yang tersungging dipipinya tidak berhenti ia tunjukkan. Betapa bahagianya Dira. Zahra Ashifa namanya, manis dan penuh arti.
Empat , lima, enam bulan berlalu. Bahkan tahun demi tahun pun berlalu dengan cepatnya.  Kini Zahra berubah menjadi seorang remaja yang cantik dan pintar. Zahra berusia 12 tahun dan Dira berusia 17 tahun.
Zahra duduk dikelas 1 SMP dan Dira duduk di kelas 3 SMA, suatu perjalanan hidup yang begitu cepat.  Rasanya baru kemarin sore Dira memiliki adik kecil yang lucu namun kini dia berubah menjadi seorang gadis. Hidup keluarga mereka sangatlah bahagia, hari hari mereka lewati dengan senyuman dan kebersamaan. Prestasi yang diraih Zahra pun sangat membanggakan, terlebih saat Zahra berhasil meraih medali emas saat olimpiade Matematika.
“ah, bangga rasanya bisa memiliki adik sepertimu” puji Dira sambil mengelus rambut halus Zahra,
“kakak, Rara juga bangga punya kakak yang sangat baik seperti ka Dira” kata Zahra sambil memeluk hangat tubuh Dira.
“menyayangimu adalah tugas wajib yang harus kakak, ayah dan ibu lakukan” kata Dita sambil tersenyum manis pada adiknya tersayang itu.
“kakak, kemarin kan Dina bilang gini aku iri sama kamu Ra” cerita Zahra sambil memperagakan gerakan yang dilakukan temannya saat ngobrol dengannya dua hari lalu ditaman
“lho, kenapa” Tanya Dira penasaran.
“dia bilang dia iri sama aku soalnya aku punya kaka yang baiikkkkkkk, cantiiikk, dan penyayang kaya kaka” jelas Zahra
Dira hanya membalas dengan senyuman, dia memang sangat menyayangi adiknya itu. Apapun rela ia lakukan untuk kebahagiaan adik satu-satunya itu. Pernah suatu saat Zahra tidak sengaja mengotori tugas sekolahnya dengan ice cream cokelat, namun Dira hanya membalasnya dengan senyuman dan cubitan gemas pada adiknya itu.
Pagi itu baru saja Dira membuka matanya, Zahra sudah berada dihadapannya sambil tersenyum dan membawakannya sarapan.
“kakak !! bangun !! yuk sarapan dulu” teriak Zahra sambil mencubiti pipi kakaknya itu.
“iya bawel !” kata Dira.
“nih sarapannya,” Zahra menjulurkan makanan yang sedari tadi dipegangnya
“iya makasih, eh ayah sama ibu kemana?” kata Dira sambil melahap roti selai kacang kesukaannya
“ayah sama ibu pergi ke Surabaya, katanya nenek sakit” jelas Zahra
“ohh” jawab Dira sambil membundarkan mulutnya.
***
“kakak !!” teriak Zahra dari kamar mandi
Dira pun beranjak dari sofa menuju kekamar mandi dengan tergesa-gesa.
“ada apa Zahra?” tanyanya khawatir
“kakak, kenapa ada darah dicelanaku?” kata Zahra sambil menangis
Dira hanya tersenyum melihatnya.
“ternyata adikku sudah gede toh”
“kakak, rara kenapa? Apa Rara mau mati? Kakak, Rara takut” gerutu adik cantiknya itu.
“hush, hati- hati kalo ngomong, Ra kamu ga mau mati ko, kamu menstruasi, itu artinya kamu udah gede” jelas Dira sambil tertawa kecil.
Hari itu menjadi hari istimewa Dira, karna dia bisa menjadi orang pertama yang menyaksikan adiknya memasuki masa pubertas.
“bu, ada kabar bahagia loh” adu Dira saat menelpon Ibunya yang sedang berada di Surabaya.
“kabar apa Dira?” Tanya Ibu
“sekarang Rara udah gede bu, dia udah menstruasi” jelas Dira
“Alhamdulillah, lalu bagaimana keadaannya sekarang?”
“yah gitu deh bu, dari tadi ribet banget.”
“insya ALLAH, lusa ibu dan ayah pulang ke Bogor”
“baiklah, bawa oleh –oleh ya bu”
“kamu ini, sudah ya Assalamu’alaikum”
“waalaikum salam” jawab Dira menutup pembicaraan.
                Tak lama kemudian,
“kakak! Bantuin aku!” teriak Zahra dari kamar
“iya bawel” jawab Dira.
***
Tidak seperti biasanya, hari Zahra terlihat sangat pucat,
“Ra, kamu kenapa? Sakit?” Tanya ibu pada Zahra
“ngga bu, Cuma pusing”
“yaudah, hari ini kamu gausah sekolah dulu, istirahat aja ya” kata Ibu sambil mengelus rambut Zahra dengan penuh kasih sayang
Diluar rumah,
“assalamu’alaikum, kakak pulang” kata Dira sambil melepaskan sepatunya dan mencium tangan ibunya
“waalaikum salam, jangan berisik! Adikmu sedang tidur” nasihat ibu
“loh, Rara ga sekolah bu?”
“dia lagi kurang enak badan”
“oh yaudah aku keatas dulu ya bu, mau liat Rara”
“tapi jangan berisik ya”
“iya”
Dira pun beranjak ke kamar, dan membuka pintu kamar perlahan lahan agar adik kesayangannya tidak terbangun.
 Kian lama penyakitnya tidak kunjung sembuh hingga akhirnya mereka mengetahui penyakit yang diidap Zahra. Kanker hati stadium akhir !. Kini tak ada lagi senyum manis dari bibir adiknya itu, suasana pun penuh dengan kekhawatiran.
Tak pernah Dira sangka, adiknya yang terlihat sangat sehat telah menyimpan penyakit yang sangat jahat. Seperti mati suri rasanya ketika Dira mendengar berita itu, tubuhnya gemetar lemas tak berdaya. “Mengapa kami baru mengetahuinya sekarang?” Tanya Dira pada dirinya sendiri.
 “ya ALLAH, maafkan kami!” jeritnya pedih.
Perlahan penyakit yang diderita Zahra kian parah, sudah berbagai cara ditempuh untuk kesembuhan Zahra. Ayah Dira pun sudah mencari cari berbagai obat untuk kesembuhannya, namun tidak pernah ada hasilnya. Dokter memvonis hidup Zahra tak akan lama lagi, dia harus segera mendapatkan donor hati  kalau tidak nyawa Zahra akan melayang.
Hari ini yang bertugas menjaga Zahra adalah Dira, sedangkan ibu pulang untuk beristirahat karna sudah kelelahan menjaga Zahra sedangkan ayah pergi bekerja.
“kakak” panggil Zahra lemah
“iya?” sahut Dira,
“kakak ga akan ninggalin Rara kan?” Tanya Zahra
“tentu, kakak akan selalu ada disamping Rara sampai Rara sembuh,” jawab Dira menahan air mata.
“kakak mau ga anterin Zahra ketaman?” pinta Zahra pada kakanya
“Rara kan belum sembuh, nanti kalau kamu udah sembuh baru deh kakak ajak kamu ke taman”
“tapi aku maunya sekarang” rengek Zahra, Dira tak tega melihat adiknya merengek seperti itu hingga akhirnya dia pun mau mengantar Zahra ke taman.
“ya udah tapi kamu pakai jaket dulu ya”
Ditaman, mereka berdua duduk di bangku taman sambil bercengkrama tentang masa-masa indah yang dulu pernah mereka lalui. Hari pun kian sore, mereka akhirnya kembali ke rumah sakit. Sesampainya di Rumah sakit, Zahra pun masih belum ingin tidur, ia ingin terus bermain bersama kakanya, hingga akhirnya
“kakak, Rara cape” keluh Zahra
“yaudah kamu istirahat ya” ajak Dira sambil menuntun adiknya ke ranjang dan menyelimutinya dengan selimut, rasanya tak tahan Dira menahan air mata. Perasaannya hancur, saat melihat adiknya lemah terkulai di atas ranjang.
Dia ingat, dia ingin memberikan sebuah hadiah kepada adikknya, sebuah kotak musik. Dia pun mengambilnya di tas.
“kakak, punya hadiah buat Rara” kata Dira sambil memegang sebuah kotak musik yang disembunyikan dibelakang badannya
“apa?”
“taraaa !!” kata Dira sambil memperlihatkan kotak musik berbentuk hari yang berwarna cokelat klasik
“waw, cantik banget, boleh aku mainin?” Tanya Zahra, Dira pun mengangguk setuju. Zahra membuka kotak itu dan muncul boneka berbentuk gadis cantik sedang menari dengam diiringi lagu klasik yang sangat indah. Namun, tiba-tiba ada setitik darah menetes ke kotak tersebut dan menodai bonekanya.
Dira sangat terkejut, perlahan dia menatap wajah adiknya yang sedang menahan sakit namun tetap tersenyum melihat kotak musik itu, dadanya bergetar kencang, tangannya dingin,
“Rara gapapa kan?” Tanya Dira sambil meneteskan air mata
“gapapa kok ka?”
“Tapi hidup Rara keluar darah?”
“aku gapapa ka,” jawab Zahra dengan napas yang tersenggal-senggal, kemudian kotak musik itu pun terjatuh dari genggaman Zahra, dan Zahra meremas selimut yang menutupi badannya
“kakak sakit! Sakit ka!!” teriak Zahra, Dira pun segera memanggil dokter dan menelpon orang tuanya
Tak lama, dokter keluar dari ruangan dan berkata
“kita harus segera mendapatkan donor hati”
“aku akan mendonorkannya dok” kata Dira,
“ta.. tapi” gumam ibu kaget
“gapapa bu, ini demi nyawa Zahra, aku ikhlas” kata Dira sambil tersenyum
Setelah pengecekkan organ hati Dira, ternyata hasilnya cocok dengan hati Zahra dan mereka pun mulai merencanakan jadwal operasi.
***
Waktu yang direncanakan tiba, operasi akan segera dimulai. Dira tersenyum melihat adik kecilnya itu, berharap operasinya berjalan lancar agar dia bisa melihat adiknya tertawa lagi. Dira pun sudah bersiap memasuki ruang operasi.
“bu, kalau operasinya sudah selesai, dan Zahra sudah sadar tolong berikan surat itu pada Zahra” kata Dira sambil menyerahkan surat kecil dengan amplop berwarna pink, kesukaan Zahra
“kenapa kamu ga ngomong langsung aja?” Tanya ibu sambil meneteskan air mata sesekali
“aku takut ga sempet bu” kata Dira
Operasi pun dimulai, lampu operasi sudah mulai dinyalakan. Ibu, ayah, kakek dan nenek mereka menunggu diluar dengan perasaan gelisah. Sudah 4 jam berlalu namun belum juga lampu operasi itu belum juga padam. Ketika waktu sudah berjalan 5 setengah jam, dokter pun keluar dengan wajah lesu.
Dua hari setelah operasi, Zahra sudah sadarkan diri.
“Alhamdulillah, kamu udah sadar” kata ibu sambil tersenyum
“emang Rara kenapa bu?” Tanya Zahra
“kamu kan abis di operasi” kata ibu
“operasi?”
“iya, oh iya ini surat dari kakakmu” kata ibu sambil memberikan secaris surat yang dititipkan Dira padanya.

“loh kak Dira kemana bu?”
“sudah baca saja, nanti kamu pun akan tau” perintah ibu sambil mencoba menahan air mata dan keluar ruangan. Perlahan Zahra membuka surat itu dan mulai membacanya

"Assalamu’alaikum cantik..
Bagaimana keadaanmu? Alhamdulillah Rara udah sadar. Sengaja kakak titip surat ini ke Ibu soalnya takut kakak ga sempet ketemu Rara lagi. Kakak senang bisa lihat Rara tersenyum, meski kakak udah ga bisa sama-sama Rara lagi.
Udah 13 tahun kita lewati sama-sama dengan senyuman yang selalu menghiasi hidup kita setiap harinya, mulai dari Rara kecil sampai gede kaya gini. Kakak bangga pernah menjadi bagian dalam hidup Rara, kakak seneng banget bisa punya adik kaya Rara. Satu hal yang bisa buat kakak bahagia yaitu bisa melihat orang yang kakak sayangi bisa tersenyum lagi termasuk Rara. Kakak seneng bisa jadi orang pertama yang nyaksiin Rara masuk ke masa pubertas. Kakak seneng !!
Tapi kebahagiaan itu hilang saat kakak tau Rara sakit. Rara tau ga apa yang  buat hati kakak hancur? Ya.. saat mengetahui Rara sakit, Kakak ngerasa hidup ini ga adil,! Kenapa? Karena orang secantik dan sebaik kamu harus tersiksa karena penyakit jahat itu. .!
Tapi sekarang kakak jadi bahagia lagi karna kakak bisa menyelamatkan senyum Rara yang dulu sempat hilang J
Ra, kakak titip pesan ke kamu,
Jaga ibu dan ayah dengan baik, jangan buat mereka kecewa, buat mereka dan kakak bangga, jangan tinggalin solat dan tetep jadi remaja yang baik..
Rara, jaga diri Rara baik-baik, kakak juga akan terus mendo’akan yang terbaik buat Rara, maafin kakak karna ga bisa nemenin Rara sampai dewasa. Tapi hal yang perlu Rara tau, insya ALLAH hati yang kakak kasih ke Rara bisa terus nemenin Rara sampai dewasa.
Oh iya, Kakak punya 3 kalimat yang bisa ungkapin perasaan kakak ke Rara yaitu
“KAKAK SAYANG RARA”
Udah dulu ya sayang, kakak cape nulisnya.. kakak tunggu surat dari kamu, hehehe :D
Wassalamu’alaikum ..
Yang menyayangimu


Nadira Syavira"


Hatinya menjerit setelah membaca surat dari Dira, tak tahan menahan perihnya hati itu saat tahu bahwa Dira tak lagi bersamanya.
“kak Dira !!!!” jerit Zahra sekuat tenaga, ibu masuk keruangan setelah mendengar Zahra menjerit.
“kakakmu pasti bangga padamu Ra, jangan menangis, ! jangan buat kakakmu kecewa” nasihat ibu,
“tapi kenapa harus kak Dira bu? Kenapa??!” kata Zahra,
“ibu, boleh Rara ke makam ka Dira?” pinta Zahra
“tentu” sahut ibu menyetujui permintaan Zahra
Keesokkan harinya. Zahra, ayah dan ibu mengunjungi makam Dira yang masih basah dan bertabur bunga yang masih segar.
“iya ka, Rara akan jaga ayah dan ibu, Rara akan buat kakak dan mereka bangga sama Rara, Rara janji!” gumam Rara.

                                                                                                    ***
“kamu pasti bangga punya kaka kaya ka Dira” kata Diana setelah mendengar cerita Zahra tentang kakanya itu.
“tentu, aku sangat bangga, sangat bangga” jawab Zahra
“oh iya, kan dalam surat itu, katanya ka Dira nunggu balasan dari suratmu, apa udah kamu balas?” Tanya Syifa
“belum” jawab Zahra sedih
“kenapa?” Tanya Diana
“aku bingung bagaimana cara mengirim balasan surat dari ku agar ka Dira bisa membacanya”
“kan, aku sering liat di film kalo orang mau ngirim surat ke orang yang jauh, pake balon Ra” usul Diana
“ahaha, ide konyol tapi kenapa ga kita coba” kata Zahra setuju
“yaudah, ayo kita bikin” ajak Syifa
                Mereka bertiga mulai membuat surat untuk ka Dira, Zahra mengambil secarik kertas dan mulai menuliskan kata demi kata dengan pena berwarna merah.




"Assalamu’alaikum kakakku yang cantik..
Maaf Rara baru membalas surat dari kakak soalnya Rara gatau cara mengirim suratnya,
Kakak, alangkah bahagianya Rara bisa memiliki kakak sebaik kakak,
Buat Rara, kakak adalah manusia terhebat kedua di dunia selain Ibu..
Kakak, hati ini benar-benar melindungi Rara seperti dulu saat kakak masih ada, saat dimana kakak selalu melindungi Rara..
Oh iya, Rara berhasil dapat mendali emas lagi loh, Rara menang di olimpiade bahasa inggris.. kakak tau itu semua berkat siapa? Itu semua berkat semangat yang selama ini kakak berikan ke Rara,
Kakak..
Rara rindu banget sama kakak, Rara pengen ketemu kakak, mau liat senyum manis kakak, mau main bareng kakak.. tapi Rara seneng, karena ada kotak musik pemberian kakak yang bisa ngobatin rasa rindu Rara ke kakak. Hampir setiap hari dan setiap waktu, kotak musik itu Rara mainkan..
Rara juga punya 3 kata untuk ungkapin perasaan yang selama ini Rara rasakan kepada kakak, yaitu..
“I LOVE YOU”
Ga banyak yang harus Rara sampaikan karena cukup dengan 3  kata itu sudah menyimpulkan semua yang ingin Rara sampaikan.
Kakak, Rara sayang kakak
Wassalamu’alaikum..
Salam rindu dari adikmu


Zahra Ashifa"


Kemudian Zahra pun memasukkannya ke dalam amplop dan membolongi amplop itu lalu mengikatkannya ke tali yang sudah terikat dengan balon,
“yaudah yuk kita terbangin” ajak Diana
“bissmillahirrohmanirrohim!” ucap ketiga gadis itu serentak sambil melepaskan balon tersebut hingga terbang tinggi, sangat tinggi dan perlahan menghilang.
“ah semoga kak Dira menerima surat dari kita ya” kata Zahra
“iya,” sahut Diana dan Syifa
“kakakmu hebat ya Ra” kata Diana dan Syifa pun mengangguk setuju
“ya,  dia adalah kakakku, kakak terhebat yang pernah ku temui di dunia ini!” sahut Zahra bangga.
***

__sekian__
kritik dan saran dibutuhkan :)